Selasa, 29 Mei 2012

Mengisi waktu luang dengan diskusi bersama

Salah satu hal yang paling membosankan jika berada dalam lingkungan kampus adalah menunggu jam untuk masuk keruangan sesuai dengan jadwal. Bukan hanya itu, mahasiswa yang sudah masuk sejak pagi harus menunggu mata kuliah selanjutnya di sore harinya. Dengan rentang waktu yang cukup banyak terbengkalai, mahasiswa akan semakin jenuh menunggu jam mata kuliah selanjutnya. Beberapa mahasiswa seperti mahasiswa jurusan Matematika FMIPA Unimed, mempunyai cara jitu untuk dapat menghabiskan waktu tanpa harus merasa jenuh menunggu jam mata kuliah selanjutnya, yaitu dengan mengisi waktu luang dengan diskusi bersama. Hal ini justru membawa nilai positif bagi mereka yang kerap sekali tidak nyaman dengan waktu yang kosong. Selain dapat saling berbagi, mereka juga menghemat pengeluaran biaya. “diskusi bersama disaat-saat luang seperti ini menururt saya sangat menyenangkan. Tadinya saya tidak paham tentang penjelasan dosen, tapi berkat diskusi bersama saya jadi bisa lebih mengerti penjelasan dosen tadi itu seperti apa” tutur Arianti salah satu Mahasiswi Unimed. “selain itu, diskusi bersama juga membawa keuntungan terlebih kepada saya, saya jadi bisa meminimalisir pengeluaran kantong saya yang sering jebol hanya untuk mengisi waktu kosong” lanjut Apriani teman sekelas Arianti yang juga mengikuti diskusi bersama yang sedang mereka adakan diteras gedung Fakultas MIPA Jurusan Matimatika

Senin, 28 Mei 2012

PAMERAN SPARKLING ORIENTAL 2012

pada tanggal 23 Mei 2012, mahasiswa jurusan PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) Prodi Tata Boga mengadakan acara pameran Sparkling Oriental yaitu acara pameran masakan-masakan yang berasal dari asia. “acara ini diselenggarakan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah pameran” ujar Melani, salah satu panitia penyelenggara pameran. Pameran diselenggarakan di pelataran parkir Fakultas Teknik yang juga diisi oleh berbagai lomba seperti festival musik, lomba memasak, dan masih banyak lagi. Masakan Asia seperti, Hodeok, Japchae, Dorayaki, Takoyaki,Pia coklat, Lumpia, Dim sum, Nasi Goreng, Mie ulang Tahun dapat memanjakan lidah mahasiswa Unimed tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Acara yang dimulai jam 10 pagi hingga jam 15.00 siang ini menjadi sorotan mahasiswa yang ingin menikmati masakan Asia. Acara ini terbilang sukses dibanding tahun-tahun kemarin. “hasil survey dari beberapa dosen mengatakan kalau Pameran Sparkling Oriental tahun ini cukup sukses dibanding tahun kemarin dilihat dari pengunjung yang datang, ini yang membuat kami semkain semangat melayani mereka yang datang ke pameran kami” lanjut Melani.

UNIMED GREENLAND 6th INTERNATIONAL EXPO

Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 22-23 Mei 20012, Universitas Negeri Medan (Unimed) Sumatera Utara menggelar acara Greenland International Expo yang sudah diadakan sejak tahun 2002. Acara ini diselengarakan oleh Jurusan Seni Musik dan didukung oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. Acara ini merupakan acara yang keenam kalinya diselenggarakan di Unimed sebagai acara tahunan yang memupuk rasa kecintaan kepada tradisi rakyat baik dari segi tarian, maupun musik tradisional. Beberapa dari jurusan Fakultas Bahasa dan Seni menampilkan keahliannya diatas panggung sesuai dengan jurusan yang mereka geluti. Hingga hari kedua sebanyak 80 marinir ikut serta memeriahkan acara Greeland International Expo.

Jumat, 25 Mei 2012

me



yang punya blog lagi galau...
hehehehe

Perkembangan Media Massa


1.      Pengertian Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Sejarah mencatat, pers lahir hampir 17 abad lamanya sejak abad pertama sampai dengan tahun 1798. Bahkan Bittner (1956) menyebutkan, tahun 59 SM di kota Roma telah terbit sebuah buletin untuk warga kota yang disebut Acta Diurna yang memuat berbagai pengumuman dan diletakan pada pendopo balai kota Romawi kuno.
Kendati cikal bakal pers berasal dari Romawi kuno, namun koran edisi cetak kali pertama diterbitkan di Peking Cina, bernama Di Bao (Ti Bao) yang terbit sekitar tahun 700-an. Koran Di Bao dicetak dengan menggunakan balok kayu yang dipahat dan memakai aksara Cina. Ahli sejarah sepakat bahwa Di Bao adalah koran pertama di dunia yang sudah dicetak.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi. yang mereka dapat dari media massa tertentu.

2. Perkembangan Media Massa
Karakteristik Koran jaman dahulu memang jauh berbeda dengan Koran yang ada saat ini, selain hurufnya masih kasar, bentuknya pun tidak seperti sekarang yang terdiri atas lembar-lembar halaman. Bentuk koran pada jaman dulu masih sangat sederhana, masih berupa lembaran berita atau disebut newssheet.
Dari segi isi, koran jaman dulu lebih banyak berkaitan dengan dunia bisnis para banker serta pedagang dari Eropa seperti Koran Notize Scritte yang terbit tahun 1600 di Venesia, Italia. Koran lembaran ini biasanya banyak dipasang di tempat umum. Namun untuk membacanya warga harus membayar 1 gazzeta. Dari sanalah konon muncul istilah gazette yang dalam perkembangannya diartikan sebagai koran.
Era kebangkitan koran lantas terjadi menyusul penemuan mesin cetak oleh Johan Gutenbergh pada pertengahan abad XV. Penemuan mesin yang memudahkan proses produksi ini memicu terbitnya koran-koran di Eropa. Koran berkala muncul tahun 1609 dengan terbitnya mingguan Avisa Relation oder Zeitung di Jerman disusul Frankfurter Journal (1615) dan Leipzeiger Zeitung (1660). Leipzeiger Zeitung ini awalnya mingguan, kemudian menjadi harian. Koran inilah merupakan koran harian pertama di dunia.
Koran lainnya yang kemudian muncul adalah The London Gazette yang terbit di Inggris tahun 1665. Namun koran yang pertama terbit secara harian di Inggris adalah The London Daily Courant (1702), disusul The Times yang terbit sejak abad XVII dan yang pertama kali memakai sistem cetak rotasi.
Perkembangan pers, dalam hal ini surat kabar sebagai media massa yang diperuntukkan bagi khalayak umum terjadi sejak tahun 1833 dengan lahirnya surat kabar New York Sun. Menurut Pyne (1970) peruntukan surat kabar bagi khalayak umum dipertahankan sampai tahun 1982. Di antara masa perkembangan surat kabar sebagai media yang pupuler maka sejak tahun 1833 berturut-turut lahir sejumlah surat kabar populis, yakni Associated Press (AP) tahun 1848, New York World pada tahun 1896 yang didirikan oleh Joseph Pulitzer, di susul New York Times, Kantor Berita United Press (UP) di tahun 1907, dan USA Today tahun 1982.

3. Sejarah perkembangan Pers di Indonesia
a. Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619 menjadi Gubernur Jenderal VOC, diterbitkan “Memories der Nouvelles”, yang ditulis dengan tangan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa “surat kabar” pertama di Indonesia ialah suatu penerbitan pemerintah VOC. Pada Maret 1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda. Atas intruksi pemerintah, diterbitkan surat kabar tercetak pertama dan dalam nomor perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian terbitlah surat kabar yang diusahakan oleh pemilik percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa. Surat kabar tersebut lebih berbentuk koran iklan.
b. Masa Pendudukan Jepang
Pada masa ini, surat kabar-surat kabar Indonesia yang semula berusaha dan berdiri sendiri dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang usahanya disesuaikan dengan rencana-rencana serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk memenangkan apa yang mereka namakan “Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, di zaman pendudukan Jepang pers merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan karangan-karangan yang dimuat hanyalah pro-Jepang semata.
c. Masa Revolusi Fisik
Peranan yang telah dilakukan oleh pers kita di saat-saat proklamasi kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang langsung turut serta dalam usaha-usaha proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan. Periode tahun 1945 sampai 1949 yang biasa dinamakan periode “revolusi fisik”, membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam periode ini pers kita dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, pers yang terbit dan diusahakan di daerah yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian Belanda, dan kedua pers yang terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang kemudian turut bergerilya.
d. Masa Demokrasi Liberal
Dalam aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan oleh pers republik sangat besar. Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat akhirnya bubar dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Pada masa ini untuk memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers kita yang pada umumnya mewakili aliran-aliran politik yang saling bertentangan, menyalahgunakan kebebasan pers (freedom of the press), yang kadang-kadang melampaui batas-batas kesopanan.
e. Masa Demokrasi Terpimpin
Periode yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin sering disebut sebagai zaman Orde Lama. Periode ini terjadi saat terbentuknya Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga meletusnya Gerakan 30 September 1965.
f. Masa Orde Baru
Ketika alam Orde Baru ditandai dengan kegiatan pembangunan di segala bidang, kehidupan pers kita pun mengalami perubahan dengan sendirinya karena pers mencerminkan situasi dan kondisi dari kehidupan masyarakat di mana pers itu bergerak. Pers sebagai sarana penerangan/komunikasi merupakan salah satu alat yang vital dalam proses pembangunan. Pada masa Orde Baru, ternyata tidak berarti kehidupan pers mengalami kebebasan yang sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat. Terjadinya pembredelan pers pada masa-masa ini menjadi penghalang bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak asasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. Masa Reformasi
Salah satu jasa pemerintahan B.J. Habibie pasca Orde Baru yang harus disyukuri ialah pers yang bebas. Pemerintahan Presiden Habibie mempunyai andil besar dalam melepaskan kebebasan pers, sekalipun barangkali kebebasan pers ikut merugikan posisinya sebagai presiden.
Secara umum, di seluruh dunia terdapat pola kebijakan pemerintah terhadap pers yang otoriter dan demokratis. Diantara keduanya terdapat variasi dan kombinasi, bergantung tingkat perkembangan masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada yang quasi demokratis, dan sebagainya.

4.    Perkembangan Media Massa Di Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan media massa diIndonesia cukup menakjubkan. Data yang ada, seperti dikutip Sendjaja (2000), menunjukkan kondisi sebagai berikut:
1. Di bidang pertelevisian, selain jaringan TVRI saat terdapat 10 (sepuluh) stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, TPI, SCTV, ANTEVE, INDOSIAR, METRO TV, TRANSTV, LATIVI, GLOBAL TV, DAN TV 7. Di samping itu kini telah beroperasi 7 televisi berlangganan satelit, 6 televisi berlangganan terrestrial, dan 17 televisi berlangganan kabel.
2. Dunia penyiaran radio pun mengalami kemajuan meskipun tidak sepesat televisi. Hingga akhir tahun 2002, terdapat 1188 Stasiun Siaran Radio di Indonesia. Jumlah itu terdiri atas 56 stasiun RRI dan 1132 buah Stasiun Radio Swasta.
3. Perkembangan industri dan bisnis penyiaran ini tampaknya telah mendorong tumbuh pesatnya bisnis ‘Rumah Produksi’ (Production House/PH). Sebelum krisis ekonomi, tercatat ada 298 buah perusahaan PH yang beroperasi di mana sekitar 80% di antaranya berada di Jakarta. Pada saat krisis, khususnya antara tahun 1997-1999, jumlah PH yang beroperasi menurun drastis sampai sekitar 60%. Dalam satu tahun terakhir (2003), bisnis PH secara perlahan kembali bangkit yang antara lain didorong oleh peningkatan jumlah Televisi Swasta. Kebutuhan TV Swasta akan berbagai acara siaran, mulai acara hiburan sampai acara informasi dan pendidikan, banyak diproduksi oleh PH lokal.
4. Dunia bisnis media penerbitan, khususnya surat kabar dan majalah, juga mengalami peningkatan khususnya dalam hal kuantitas. Pada tahun 2000, menurut laporan MASINDO, terdapat 358 media penerbitan. Jumlah tersebut terdiri atas 104 surat kabar, 115 tabloid, dan 139 majalah. Hal menarik dalam penerbitan media massa cetak ini adalah semakin beragamnya pelayanan isi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan segmen khalayak pembacanya. Dengan kata lain, ‘spesialisasi’ telah ditempuh sebagai upaya menembus situasi kompetisi yang semakin ketat.
Dengan perkembangan seperti di atas, baik dalam jumlah maupun jenisnya, mustahil semua media massa menguasai seluruh pasar yang ada. Sebaliknya, kecil sekali kemungkinan hanya satu media massa dapat menguasai seluruh pasar, dalam arti memenuhi segala macam tuntutan pasar, karena tuntutan pasar juga sangat bervariasi.
Kompetisi telah menjadi kata kunci dalam kehidupan media massa saat ini. Keadaannya menjadi semakin kompleks, karena mencakup kompetisi tiga kelompok yaitu: Pertama, antara media cetak baik dari jenis yang sama maupun yang berbeda jenis; Kedua, antara media elektronik baik audio (radio) maupun audio-visual (televisi); serta Ketiga, antara media cetak di satu pihak dengan media elektronik di pihak lain.
Dalam memperebutkan pangsa pasar, kompetisi media massa tidak hanya meliputi aspek isi, penyajian berita atau bentuk liputan lainnya, tetapi juga aspek periklanan. Hal tersebut dipersulit pula oleh perubahan tuntutan pasar (konsumen). Juga perubahan dalam cara, gaya dan strategi kompetisi yang digunakan masing-masing media massa sebagai respons terhadap tuntutan pasar.


5.      Perkembangan media massa di dunia
Pada tahun 1600, mesin cetak Gutenberg laris dikalangan masyarakat. Msurat kabar dapat di baca oleh kalangan masyarakat.
Pada tahun 1850-an, jaringgan telegraph elektrik mulai mewabah. Jaringan telegraph ditemukan oleh Samuel Morse dan Alfred Vail. Jaringa telegraph tersebut merekam pesan kedalam gulungan kertas.
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz) sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.
Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi. Meskipun kata ‘radio’ digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.
Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan telepon pertama dibuat di Boston, Massachusetts, pada tahun 1876. Tetapi, penemu Italia Antonio Meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell.
Telepon, yang pada awal ditemukan pada tahun 1876, diniatkan sebagai media untuk mengirimkan suara, dan salah satu penerapan konsep analog, juga memberikan konstribusi yang tidak sedikit terhadap perkembangan teknologi. Sampai dengan sekitar tahun 1960-an, penerapan analog ini masih tetap bertahan, hingga setelah itu, mulai mengarah kepada teknologi digital.
pada zaman 1900-an dampak perkembangan cepat dari media cetak terasa sekali. Bahkan sudah ada gagasan untuk mengkombinasikan surat kabar kedalam media massa komunikasi lainnya. Ada dua hal penting yang perlu dicermati dalam era ini. Pertama, media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa muncul setelah seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di masyarakat. Kedua, seperti hampir terjadi pada semua penemuuan sebelumnya, penemuan mesin cetak merupakan ggabunggan elemen dalam masyarakat. Masyarakat menerima perkembangan media cetak karena tak lain sebagai sebuah kompleks buudaya yang terus berkembang.
Pada akhir abad ke-19 menjadi jelas munculnya beberapa bentuk media cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah yang digunakan secara luas oleh masyarakat. Media tersebut mewakili bentuk baru komunikasi yang memengaruhi tidak hanya pola interaksi didalam komunitas dan masyrakat, tetapi juga pandangan psikologis.
Pada permulaan abad ke-20, masyarakat barat melakukan percobaan untuk mengembangkan teknik komunikasi yang paling luas. Sepanjang masa pertama dekade abad ke-20 mootion picture menjadi media hiburan keluarga. Ini diikuti pada tahun 1920-an dengan pengembangan radio rumah tangga dan pada tahun 1940-an dengan dimulainya televisi rumah tangga. Bahkan pada awal tahun 1950-an radio telah mengalami titik jenuh pada keluarga Amerika. Radio berkembang lebih cepat dengan melakukan penetrasi yang kian meningkat dalam bentuk  radio kamar tidur dan dapur dengan didukung pertumbuhan sejumlah menara pemancar. Pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an  televisi juga mengalami titik jenuh. Pada tahun-tahun selanjutnya, media baru dittambahkan seperti vidiotek, televisi kabel, dan sebagainya. Komunikasi massa menjadi satu hal penting dan menjadi bagian  dalam kehidupan modern ini.
Pada abad ini,komunikasi elektonik media massa dipaksa berkembang lebih cepat lagi dengan munculnya internet sebagai bahan dari media massa.  Internet telah mampu mengatasi ruang dan waktu proses penyebaran informasi didunia ini. Apalgi internet kemudian  diintegrasikan dengan media massa lain  seperti televisi, radio dan media ceak, bahkan media massa  selain internet itu pada akhirnya membutuhkan internet sebagai alat penyebaran informasi pula. Hal itu dapat terjadi karena kemampuan  manusia yang terus melakukan pengembangan, eksplorasi, dan penelitian demi kemajuan di bidang teknologi komunikasi massa.
Sketsa singkat peralihan utama di dalam kemampuan orang-orang untuk berkomunikasi menunjukkan dua faktor utama. Pertama, “Revolusi” komunikasi sedang terjadi sepanjang keberadaan manusia. Masing-masing menyediakan  sebuah alat perubahan penting yang dapat dibawa untuk memikirkan diri manusia, organisasi masyarakat, dan akumulasi budaya.  Kedua, pertumbuhan  media massa telah terjadi dengan saat luar biasa akhir-akhir ini. Bahkan, banyak peristiwa utama didunia ini berlangsung seumur hidup manusia. Kita tidak lepas dari media elektronik.
Saat ini, kita hidup ditengah masyarakat yang terus berubah. Kadang-kadang sulit untuk membedakan yang mana perubahan penting diantara banyak perubahan yang telah terjadi. Sebab, masing-masing perubahan itu membawa kepentingannya sendiri-sendiri dan untuk masyarakat yang berbeda-beda. Apalagi saat ini, telah muncul komunikasi dengan memakai satelit. Acara yang disiarkan media elektronik misalnya, tidak lagi direkam tetapi banyak disiarkan secara langsung. Dampak yang ditembulkan pun tentu semakin terasa. Anak-anak misalnya, mempunyai peluang untuk menghabiskan waktunya berjam-jam didepan televisi daripada untuk belajar. Bahkan mereka sedang belajar dari televisi itu sendiri.
Munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa yang paling baru pun membawa pengaruh yang tidak sedikit. Internet telah mengambil pperan revolusi komunikasi yang kian kompleks. Orang tidak perlu bersusah payah mengirim surat dengan memakai jasa pos, tetapi surat elektronik (e-mail) dengan perantaraan internet akan cepat samapai di alamat tujuan. Seseorang juga berkomunikasi melalui chatting dengan teman atau keluarganya yang jauh di luar pulau atau benua. Inilah abad komunikasi denga media elektronik massa. Semua dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga akan lebih nyata dan besar.  Semakin cerdas manuusia semakin komleks dan rumit komunikasi yang dilakukan.

Refrensi :
http://agussetiaman.wordpress.com/2008/11/07/perkembangan-media-massa-dan-media-literasi-di-indonesia/
http://jurnal.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2007/04/blcom-04-vol2-no2-april20071.pdf
http://www.kejut.com/massmedia
http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa
http://pipmi.tripod.com/artikel_pembangunan_perkembangan_pers_dan_media_massa_nasional.htm
http://duniakreatif.multiply.com/journal/item/38/Menyoal_Komunikasi_Massa_Memahami_Perkembangan_Masyarakat_Indonesia
http://www.beritanet.com/Education/Berita-Jurnalistik/Sejarah-Jurnalisme-Indonesia.html
http://wsmulyana.wordpress.com/2008/12/22/perkembangan-media-massa-dan-media-literasi/